Friday, October 28, 2011

SYEKH AHMAD MUHAMMAD SOORKATI AL-ANSARI

Syekh Ahmad Muhammad Soorkati Al-Ansari (jiwanya adalah pendidik) lahir pada tahun 1875 Masehi di desa Udfu, Jazirah Arqo, Dongula, Sudan. Ayahnya seorang ulama tamatan AL-Azhar, Kairo, Mesir. Namanya adalah Muhammad Al-Anshari

Semenjak usia dini, Soorkati menunjukkan tanda-tanda kecerdasannya dan hal ini diketahui dengan baik oleh ayahnya. Maka dari itu Soorkati mendapatkan penanganan yang lebih dari yang lain. Beliau dimasukkan ke sebuah madrasah yang memiliki penekanan pada penghafalan Al Quran.

Suatu ketika Soorkati absen mengikuti aktifitas penghafalan Quran dan bukan merupakan yang pertama kalinya sehingga membuat pemimpin madrasah menyuruh para ustad mencari Soorkati. Ternyata Soorkati tidur di sebuah bilik di lingkungan asrama. Soorkati mendapat hukuman untuk berdiri di sebelah temannya yang sedang menghafal Quran. Setelah temannya selesai hafalan, Soorkati diperintahkan untuk menghafal ayat-ayat yang dihafal temannya tadi dan ternyata Soorkati bisa menghafalkan dengan benar.

Hal tersebut membuat pimpinan madrasah heran dan bertanya kepada Soorkati bagaimana caranya ia bisa menghafal padahal ia tak mengikuti aktifitas menghafal. Soorkati menjawab hanya dengan satu kali membacanya, ia bisa hafal. Setelah kejadian itu Soorkati dibebaskan untu tidak mengikuti hafalan secara berjamaah namun menghafal secara mandiri.

Sebagai seorang muslim, Syekh Ahmad Muhammad Soorkati Al-Ansari menanggap bahwa setiap manusia adalah sama, letak perbedaanya hanya pada tingkat keimanan dan ketaqwaan. Beliau senantiasa mengajar dengan ketulusan semata karena Allah SWT.

Pada usia yang ke-21 tepatnya tahun 1986 M, Soorkati melanjutkan belajarnya di Makkah. Di Makkah hanya dalam beberapa bulan kemudian melanjutkan belajar di Madinah yang berjalan sekitar 4,5 tahun. Di Madinah Soorkati belajar Quran pada Syekh Muhammad Al-Khuyari Al-Maghribi yang merupakan ahli qira’at. Belajar fiqh pada Syekh Ahmad bin Al-Hajj Ali Al-Majhdhub  dan Syekh Mubarak Al-Nismat. Selain itu dua ulama besar dan ahli hadits juga menjadi gurunya dalam bidang pendalaman agama Islam dan bahasa Arab, yakni Syekh Salih dan Syekh Umar Hamdan yang kebetulan keduannya berasal dari Maroko. Selain itu bahasa Arab juga diperdalam pada Muhammad Al-Barzanji.   

Setelah 4,5 tahun di Madinah Soorkati melanjutkan menuntut ilmu di Makkah yang berjalan sekitar 11 tahun. Di Makkah Soorkati berguru kepada Syekh As’ad dan Ahaik Abdul Rahman , Syekh Muhammad bin Yusuf Al-Khayyat, serta Syekh Shu’ayb Musa Al-Maghribi. Dari guru-guru tersebut Soorkati mendalami ilmu fiqh dari madzab Syafi’i. Soorkati mendapat gelar Al-Allamah dari Mejelis Ulama Makkah dan ia merupakan orang Sudan pertama yang mendapatkan gelar tersebut. Pada tahun 1908 M Soorkati mendirikan madrasah dan mengajar secara tetap di Masjidil Haram.

Itulah Ahmad Soorkati, seorang pendidik yang egaliter dan telah melahirkan banyak tokoh penting di Dunia. Pada usianya yang senja Soorkati tak lagi dapat melihat, matanya mengalami kebutaan. Meskipun buta ia tetap menghasilkan karya yang antara lain kumpulan sajak yang terdiri dari 150 bait. Karya tersebut beliau tulis ketika buta dan tepatnya di daerah Kota Baru, Bogor. Soorkati meninggal dunia pada pagi hari tanggal 16 September 1943 yang pada waktu itu bertepatan dengan 16 Ramadhan 1362 Hijriyah. Jenazahnya dimakamkan di Jakarta dan dihadiri oleh berbagai aktivis pergerakan yang diantaranya adalah Ir. Soekarno.


3 comments:

Leave Your Comment Here!